Mantan Presiden Korsel Roh Moo-hyun Bunuh Diri



SEOUL - Skandal suap dan korupsi menyebabkan mantan Presiden Korsel Roh Moo-hyun, 62, memilih mengakhiri hidup. Karena malu terhadap tuduhan yang ditimpakan kepada dirinya, pria yang menjabat presiden Korsel pada 2003-2008 itu tewas bunuh diri kemarin (23/5).

Moon Jae-in, mantan kepala staf kepresidenan pada era Roh, membenarkan adanya kabar itu. ''Mantan Presiden Roh tewas setelah melompat dari gunung di belakang rumahnya. Dia juga meninggalkan sepucuk surat,'' katanya.

Pengacaranya juga membenarkan adanya surat wasiat yang ditinggalkan Roh untuk keluarganya. Polisi berjaga-jaga di sekitar TKP (tempat kejadian perkara) dan rumah Roh di Desa Bongha, Kota Gimhae, 450 km tenggara Seoul, setelah insiden tersebut.

Roh tewas akibat luka parah yang diderita di bagian kepala. Dia juga mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuh, termasuk tulang rusuk dan panggul. Meski Roh dinyatakan tewas karena bunuh diri, polisi Korsel terus menyelidiki kasus tersebut dan juga mengumpulkan berbagai bukti.

Setelah mengakhiri jabatannya sebagai presiden, Roh menghabiskan waktu dengan tinggal di desa di Gunung Bongha, dekat kota Busan. Moon lantas menuturkan, Roh Moo-hyun meninggalkan rumah sekitar pukul 05.45 untuk mendaki Gunung Bongha. Saat itu, dia sebetulnya ditemani bodyguard.

Di tengah jalan, tepatnya di tebing curam setinggi 100 meter (400 kaki) yang dinamai Owl's Rock, keduanya berhenti. Ketika perhatian sang pengawal beralih ke hal lain, Roh meloncat atau terjun sekitar pukul 06.40. ''Dia jatuh 20-30 meter dan luka parah,'' tutur polisi seperti dikutip kantor berita Yonhap.

Karena luka-lukanya itu, Roh dilarikan ke rumah sakit terdekat pukul 08.15. Selanjutnya, dia dipindahkan ke Busan National University Hospital. Tapi, pukul 08.30 dia dinyatakan meninggal.

Dalam pesan lewat surat, Roh selama ini menjalani kehidupan yang sulit. Dia juga meminta maaf karena telah membuat banyak orang menderita. Surat wasiatnya dibacakan di stasisun radio dan televisi nasional oleh Moon Jae-in.

''Saya tak bisa membayangkan sakit yang teramat sangat di jalan. Akhir hidup saya hanya bisa menjadi beban bagi yang lain. Saya tidak bisa melakukan hal lain karena tidak sehat,'' tulisnya.

Dia juga meminta keluarganya tidak menangisi kepergiannya. ''Jangan terlalu sedih. Bukankah hidup dan mati sama-sama merupakan hal yang sama-sama alami (pasti terjadi). Jangan meminta maaf. Jangan salahkan siapa pun. Ini takdir,'' katanya. ''Tolong saya dikremasi. Dan, tolong tinggalkan batu nisan kecil di dekat rumah. Saya berpikir lama soal itu,'' lanjutnya dalam surat tersebut.

Roh merupakan presiden ketiga di Korsel yang terjerat kasus korupsi. Tapi, dia merupakan pejabat pertama di Negeri Ginseng yang bunuh diri karena tuduhan korupsi. Dua pendahulunya, Chun Doo-hwan dan Roh Tae-woo, telah divonis hukuman mati karena korupsi. Namun, keduanya mendapat grasi dari Presiden Kim Young-sam pada 1997. Sedangkan Roh belum divonis.

Bulan lalu Roh menyampaikan permintaan maaf atas nama keluarganya karena tuduhan menerima suap USD 6 juta (sekitar Rp 61,5 miliar) selama pemerintahannya. ''Saya merasa malu kepada semua rakyat. Saya meminta maaf telah mengecewakan,'' kata Roh di depan stasiun televisi pada 30 April sebelum menjalani pemeriksaan di pengadilan selama 13 jam.

Dia membantah telah melakukan korupsi atau menerima suap. Roh mengakui bahwa istrinya, Kwon Yang-sook, menerima USD 1 juta (sekitar Rp 10,2 miliar) dari pengusaha sepatu kaya, Park Hae-hon. Tapi, dia menyatakan bukan suap, melainkan imbalan karena membantu sang pengusaha dari kebangkrutan. Soal uang USD 5 juta (sekitar Rp 51,3 miliar), dia menyebut itu sebagai investasi.

''Dia menolak semua tuduhan terhadap dirinya,'' tutur jaksa penuntut Cho Eun-sok. Sebelumnya, kakak Roh juga divonis empat tahun penjara terkait skandal suap. Setelah kematian Roh, Menteri Kehakiman Korsel Kim Kyung-han menyatakan bahwa secara formal kasus Roh ditutup. Tetapi, Kim tidak menyatakan apakah keluarga Roh akan tetap diperiksa atau tidak.

Berita Internasional | - -