Georgia Tawarkan Gencatan Senjata

TSKHINVALI - Presiden Georgia Mikheil Saakashvili, tampaknya, tak bisa mengabaikan konflik dengan Rusia yang meletus sejak Kamis (7/7). Setelah menyatakan menarik pasukan dari Ossetia Selatan, Saakashvili menandatangani proposal gencatan senjata dan pembicaraan damai Minggu malam (10/8) waktu setempat atau Senin (11/8) WIB. Menurut rencana, Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Bernard Kouchner akan ke Moskow untuk membujuk Rusia menandatangani proposal yang sama.

Kouchner, yang mengepalai tim mediasi internasional, lebih dulu ke Tbilisi, ibu kota Georgia, pada Minggu malam. Ini misi diplomatik tingkat tinggi pertama yang terbang ke wilayah tersebut untuk mencoba meredakan ketegangan.

Setelah bertemu Presiden Saakashvili, Kouchner menyatakan bahwa prioritasnya adalah penarikan pasukan. ''Kembali ke meja perundingan, pembicaraan damai, dan solusi politik. Itu saja. Mudah diucapkan, memang, tapi sulit sekali diwujudkan," kata Kouchner kepada wartawan di Tbilisi.

Menurut Alexander Lomaia,sekretaris dewan keamanan Georgia, Presiden Saakashvili, Menlu Prancis Bernard Kouchner, dan Menlu Finlandia Alexander Stubb telah menandatangani proposal damai. "Kouchner menyampaikan rencana Uni Eropa kepada Saakashvili. Intinya, menyerukan gencatan senjata, akses medis kepada korban, penarikan pasukan kedua pihak, dan pembicaraan politik," katanya. Kouchner dan Stubb akan berangkat ke Moscow pada Selasa (12/8) untuk bicara dengan Presiden Rusia Dmitry Medvedev.

Seperti diberitakan, konflik antara Rusia dan Georgia itu meletus Kamis lalu saat Georgia mengirim pasukan ke Ossetia Selatan, provinsi kecil yang melepaskan diri dari pemerintahan Georgia pada 1990-an. Rusia yang punya pos penjaga perdamaian di provinsi tersebut langsung merespons aksi Georgia itu dengan mengirim tentara dan kendaraan lapis baja melalui Pegunungan Caucasus ke Ossetia Selatan. Target mereka memukul balik pasukan Georgia.

Konflik itu menarik perhatian Barat. Maklum, di mata Barat, Georgia adalah sekutu yang menguntungkan. Lokasi negara kecil tersebut dinilai strategis karena berada pada rute transit minyak dari Kaspia ke Eropa.

Di Prancis, Presiden Nicolas Sarkozy yang kini mendapat giliran menjabat presiden Uni Eropa menyatakan akan berkunjung ke Moskow beberapa hari mendatang. Kantor Sarkozy juga menyatakan bahwa Prancis telah menyusun rencana perdamaian dengan fokus penarikan pasukan kedua negara dari areal konflik.

Di New York, Dewan Keamanan PBB menggelar rapat keempat dalam empat hari terakhir untuk membahas krisis Georgia-Rusia tersebut. Dalam kesempatan tersebut, Duta Besar AS Zalmay Khalilzad menuding Rusia berusaha mengganti rezim di Georgia. Duta Besar Rusia Vitaly Churkin, sebaliknya, menyebut beberapa pemimpin Georgia justru menjadi penghambat bagi rakyat mereka.

AS juga mengingatkan bahwa eskalasi konflik yang dilakukan Rusia akan menimbulkan dampak jangka panjang atas hubungan kedua negara. AS pun menyeru Rusia dan Georgia melakukan gencatan senjata dan kembali ke posisi sebelum konflik pecah. Menanggapi itu, Rusia menegaskan bahwa Georgia harus menarik pasukan dari Ossetia Selatan dan secara resmi menyatakan tidak akan menyerang wilayah tersebut.

Sementara itu, perang berlanjut. Seorang reporter di kota Gori, wilayah di selatan Ossetia Selatan, melaporkan terjadinya pengeboman di sekitar Tskhinvali pada Minggu malam (kemarin WIB). Tidak dijelaskan, pihak mana yang melakukan pengeboman tersebut. Pesawat Rusia juga dilaporkan kembali menyerang bandara militer Tbilisi dan lapangan udara di dekatnya.

Namun, berita itu langsung dibantah menteri pertahanan Rusia. ''Itu hanya provokasi pihak Georgia. Itu informasi tidak benar yang sengaja dilontarkan Georgia untuk menyesatkan komunitas internasional," kata Kementerian Pertahanan Rusia.

Berita Internasional | - -