Koalisi Pakistan Terancam Pecah

ISLAMABAD - Koalisi pemerintah Pakistan terancam terpecah belah. Belakangan mereka bertikai tentang siapa yang akan menggantikan mantan Presiden Pervez Musharraf, yang mengundurkan diri pada Senin (18/8).

Partai Rakyat Pakistan (PPP) yang merupakan partai koalisi terbesar menjagokan Asif Ali Zardari, duda mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto yang tewas ditembak. Dengan begitu, Zardari-lah yang mereka plot mewakili partai itu dalam pemilihan presiden pada 6 September.

Seperti diberitakan, Musharraf memilih mengundurkan diri saat koalisi bersiap meng-impeach politikus 64 tahun itu. Untuk meng-impeach Musharraf, PPP berkoalisi dengan partai terbesar kedua yang dimotori mantan PM Nawaz Sharif, yakni Liga Muslim Pakistan (PML).

Tapi, setelah Musharraf mundur, koalisi justru tidak bisa mempertahankan kebersamaan. Apalagi, perbedaan antara PPP dan PML terus meningkat. Banyak rumor yang mengatakan bahwa koalisi yang mereka bangun enam bulan lalu itu sudah berada di ujung tanduk.

''Bila mereka mengambil keputusan sepihak, apa lagi yang bisa kami lakukan? Itu sama saja seperti mereka (PPP) ingin memutuskan hubungan dengan kami,'' ujar Juru Bicara PML Ahsan Iqbal kemarin. Iqbal menambahkan bahwa para pemimpinnya akan bertemu hari ini untuk mendiskusikan rencana selanjutnya setelah apa yang dilakukan PPP itu.

Selain itu, Sharif mendesak restorasi puluhan hakim yang dipecat Musharraf. Tetapi, PPP terkesan tidak mengindahkan. Kedua hal itulah yang memicu keretakan hubungan kedua partai terbesar tersebut. Di pihak lain, kondisi itu disebut-sebut dapat memicu meningkatnya serangan dari kelompok militan. Lagi pula, ketidakpastian politik itu sangat bisa melemahkan kondisi perekonomian.

''Dilihat dari (parameter) politik Pakistan, tampak adanya ketakutan yang cukup nyata dan saya telah lama mengkhawatirkan kembali terjadinya konfrontasi ini,'' kata analis politik Rasul Bakhsh Rais.

Berita Internasional | - -