Desainer Berbakat dari Kerajaan Thailand

Cucu Raja Thailand,
Sirivannavari Nariratana, akan memamerkan karya-karyanya yang unik di panggung bergengsi, Paris Fashion Week. Dia Mendapat dukungan penuh dari kerajaan
---
KONDISI dalam negeri Thailand memang tengah panas dingin. Kantor Perdana Menteri Samak Sundaravej diduduki pendemo yang menuntutnya mundur. Sang pengganti Thaksin Shinawatra itu kukuh bertahan. Kudeta militer pun tak tertutup kemungkinan akan kembali terjadi.

Namun, suasana genting itu sama sekali tak memengaruhi konsentrasi Sirivannavari Nariratana. Anak Putra Mahkota Kerajaan Thailand Pangeran Maha Vajralongkorn itu hanya fokus pada satu hal: ke 40 baju yang akan dipamerkannya di Paris Fashion Week pada 30 September-8 Oktober mendatang di Paris, Prancis.

"Jangan kaget ya kalau melihat koleksi terbaru saya yang cukup seksi," ujar Sirivannavari yang terlahir dengan nama Busya Nambejira tersebut ketika diwawancarai harian berbahasa Inggris yang terbit di Bangkok, The Nation, pada Agustus lalu.

Sirivannavari memang selalu bergairah jika bicara fashion, baju-baju rancangannya. Gadis kelahiran 8 Januari 1987 tersebut sudah bertekad meniti jalan hidup sebagai desainer. Itu sebuah pilihan yang sebenarnya agak kontras dengan statusnya, yakni putri keraton.

Kesungguhannya itu dia buktikan dengan kuliah di Fashion dan Tekstil, Faculty of Fine and Applied Art, Chulalongkorn University, Bangkok. Dia juga pernah memperdalam ilmu busana di Ecole Nationale des Beaux-Arts, Paris.

Ditambah dengan bakatnya yang memang menonjol, jadilah Sirivannavari desainer muda yang karya-karyanya mulai diperhatikan. Tak hanya di Thailand, tapi juga di Eropa, tepatnya Paris -salah satu kiblat busana selain New York, Milan, dan London.

Kepergiannya ke Paris Fashion Week merupakan yang kedua. Dia sudah berpartisipasi tahun lalu. Gadis yang masuk daftar 20 anggota kerajaan di seluruh dunia paling diburu media versi majalah Forbes itu pun menjadi desainer pertama Asia Tenggara yang melakukannya.

Situs fashion, Notes From Hollywood, mencatat bahwa karya-karya Sirivannavari mendapat perhatian luas kala itu. Berbagai media dunia menyorotnya. "Telah lahir bakat baru yang suatu hari akan membawa Thailand sejajar dengan Jepang dan Italia di bidang fashion," puji situs Notes From Hollywood.

Karya-karya Sirivannavari memang unik. Bertema etnik rock, baju-baju hasil karya cucu Raja Thailand Bhumibol Adulyadej dan Ratu Sirikit itu menampilkan perpaduan kebebasan ala musik rock dengan corak beragam baju tradisional Thailand. Untuk Paris Fashion Week 2008, seluruh karya sang putri berupa pakaian wanita yang didominasi warna smoky grey, putih, hitam, dan oranye. Dia pun lebih memilih bentuk-bentuk geometris seperti segitiga dan segi delapan.

"Saya juga menggunakan teknik khusus untuk membuat bahan berat (seperti kulit) agar lebih ringan (dipakai)," imbuhnya seperti dikutip harian Bangkok Post.

Tak lupa, Sirivannavari pun memberikan sentuhan musik rock dari era 1970-an dan 1980-an. Antara lain, Rolling Stones dan Guns & Roses. Hasilnya, kata dia, "Anda akan melihat perpaduan peradaban lokal dengan keaslian dan keseksian rock."

Kiprah Sirivannavari di fashion tersebut mendapat dukungan penuh dari keluarga kerajaan. Karena itu, butik kelas atas, House of Balmain, yang selama ini menjadi langganan anggota Kerajaan Thailand tak ragu menjadi sponsor pribadinya.

"Sangat penting menyampaikan terima kasih saya kepada ibu ratu. Beliau pernah mengatakan bahwa selagi muda, saya harus mengetahui sebanyak-banyaknya dunia ini. Dukungan yang diberikan ayah saya juga tak kalah besarnya," tutur Sirivannavari.

Namun, Pandis Diskul, general manager label Sirivannavari, tetap mengingatkan sang putri agar memperluas cakrawala karya-karyanya. Artinya, dia harus menghasilkan karya yang tak semata berbau Thailand.

Berita Internasional | - -