Kali Pertama Jelajahi Asteroid

FRANKFURT - Badan Luar Angkasa Eropa (ESA) sukses meluncurkan alat penjelajah asteroid pertama sebagai bagian dari misi memecahkan misteri lahirnya sistem tata surya. Kendaraan penjelajah bernama Rosetta itu diluncurkan sejauh 805 km pada Jumat (5/9), tepat pukul 19.45 waktu setempat atau kemarin pukul 01.45 WIB.

"Kondisi Rosetta seperti yang kami harapkan. Semua indikasi menunjukkan bahwa segala hal berjalan dengan supersempurna," ujar Paolo Ferri, kepala divisi misi matahari dan planet yang sekaligus merangkap sebagai direktur operasi penerbangan Rosetta, dalam sambutannya beberapa saat setelah peluncuran.

Rosetta kehilangan sinyal sekitar 1,5 jam karena kecepatan yang tinggi tidak memungkinkan antenanya mengirimkan sinyal. Baru setelah teknisi mengubah arahnya menjauhi matahari, Jumat pukul 22.14 atau kemarin pukul 03.14 WIB, Rosetta mulai mengirimkan sinyal. Hal tersebut langsung disambut sorak gembira para teknisi ESA. "Kami luar biasa gembira atas keberhasilan tersebut," papar Gerhard Schwehm selaku manajer misi sembari membuka sampanye.

Saat ini jarak Rosetta sudah jutaan mil dari bumi. Bersama asteroid Stein, tempatnya "berlabuh", mereka bergabung dengan asteroid lain di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter. Asteroid Stein memang menjadi pelabuhan pertama Rosetta. Baru pada 2014, Rosetta dijadwalkan melanjutkan penjelajahan ke komet 67/P Churyumov-Gerasimenko sebelum melakukan hibernasi.

Tugas utama Rosetta adalah mengambil gambar dan data ukuran asteroid Stein yang berdiameter 4,6 km tersebut. Pengambilan gambar terutama dilakukan ketika asteroid disinari matahari. Sehingga, gambar yang dihasilkan jelas dan menyeluruh. Data dan gambar itu akan dianalisis oleh para ahli di ruang kontrol dan laboratorium ESA di Darmstadt, Jerman. Kemudian, hasilnya diumumkan kepada publik. "Batu mati akan memberikan banyak informasi," terang Schwehm.

Berita Internasional | - -