Perdana Menteri Samak Sundaravej Di Tuntut Mundur

BANGKOK
- Pada 2006, Perdana Menteri Thaksin Shinawatra menghadapi tekanan di dalam negeri karena bersikeras menghadiri Sidang Umum PBB. Buntutnya, militer Thailand melakukan kudeta. Thaksin pun tak hanya kehilangan jabatan, tapi juga harus melarikan diri ke Inggris.

Kini, Perdana Menteri Samak Sundaravej menghadapi dilema yang sama. Dia dituntut mundur dan punya agenda menghadiri Sidang Umum PBB pada akhir bulan ini. Lalu, apa yang dilakukan Samak? Ternyata, seperti Thaksin, dia memilih untuk datang ke markas besar PBB di New York. Apakah dia tak khawatir dilengserkan selama berada di markas besar PBB?

"Saya yakin masih bisa mengatasi situasi yang berkembang," kata Samak, yang berkuasa sejak Januari lalu, kemarin (7/9).

Keputusan Samak itu cukup berani. Sebab, pihak militer tak berani menjamin 100 persen tak bakal mengintervensi. Sabtu lalu (6/9), misalnya, Panglima Angkatan Bersenjata Thailand Boonsrang Niumpradit menyatakan, sejauh ini, pihaknya memang tak berencana mengintervensi. "Tapi, kalau kondisinya terus tidak menentu seperti sekarang, entah apa yang akan terjadi," ujarnya.

Demo anti-Samak telah berlangsung tiga bulan. Para pendemo yang tergabung dalam Aliansi Rakyat untuk Demokrasi (PAD) menduduki kantor pemerintah di Bangkok, tempat Samak berkantor. Mereka bertekad bertahan di sana sampai Samak, yang mereka anggap sebagai boneka Thaksin, mundur dari jabatannya.

Berita Internasional | - -