Ratusan Ribu Warga Meksiko Demo


Meksiko - Lama tercekam bayang-bayang penculikan dan pembunuhan membuat warga Meksiko berontak. Sabtu (30/8), ratusan warga beraksi menuntut pemerintah segera menghapus kejahatan.

Kesedihan keluarga korban kriminalitas di Meksiko sudah tidak terbendung. Sambil membawa lilin dan foto keluarga mereka yang menjadi korban, sekitar 150 ribu warga Meksiko melakukan long march di sepanjang jalan-jalan kota, Sabtu (30/8).

Pawai ratusan ribu warga itu juga memasuki wilayah yang terkenal dengan gembong narkobanya. Mengenakan pakaian putih-putih dan membawa tanda bertulisan Cukup Sudah!, mereka memprotes tingginya angka penculikan serta pembunuhan sadis di Meksiko. ''Kami telah menjadi tawanan di rumah sendiri,'' ujar Maricarmen Alcocer, 40, ibu rumah tangga.

Mereka menuntut Presiden Felipe Calderon dan Wali Kota Mexico City Marcelo Ebrard memenuhi janjinya untuk segera menghapus kriminalitas. ''Pesan kami jelas, kembali bekerja atau kami ambil alih tanggung jawab kalian. Kami marah!'' seru Eduardo Gallo, salah seorang pemprotes yang anak perempuannya diculik dan dibunuh.

Di antara keluarga korban yang berkumpul di Zocalo Square itu, ada Manuel Ramirez, 50, yang hingga saat ini tidak melihat lagi anak perempuannya, Monica, sejak diculik pada 2004. ''Mereka seperti haus darah. Mereka tak segan melakukan mutilasi. Misalnya, memotong telinga seperti yang terjadi pada anak perempuan saya. Kami tidak tahu di mana dia sekarang,'' ungkap Ramirez.

Meksiko tercatat sebagai negara dengan angka kasus penculikan amat buruk, hampir menyamai angka penculikan di negara konflik seperti Iraq dan Kolombia. Bedasar statistik pemerintah, penculikan meningkat hingga 40 persen dalam rentang 2004-2007.

Polisi Meksiko mencatat 751 kasus penculikan tahun lalu. Namun, institut penelitian kriminal independen, ICESI, menyebut bahwa angka sebenarnya jauh lebih fantastis, yakni lebih dari 7.000 kasus. Kasus terakhir yang sangat menarik perhatian publik adalah penculikan Fernando Marti, 14. Mayat remaja itu ditemukan di sebuah bagasi mobil pada 1 Agustus lalu. Padahal, ayah si bocah telah membayar tebusan yang diminta.

Minggu lalu, presiden Meksiko mengadakan pertemuan kriminal darurat dan berjanji mengurangi penculikan serta kejahatan. Calderon juga menugaskan 25 ribu pasukan serta polisi federal untuk melawan gembong-gembong narkoba segara setelah dirinya menjabat pada Desember 2006. Kenyataannya, angka pembunuhan dan penculikan justru meningkat.

Ditengarai, salah satu penyebabnya adalah korupsi yang merajalela di tubuh kepolisian dan penegak hukum Meksiko. Bahkan, beberapa polisi saat ini ditahan karena diduga terlibat penculikan Marti.

Polisi yang masih bersih juga sulit menangani gembong-gembong narkoba yang tidak segan membunuh rivalnya dalam perebutan pasar. Tahun ini saja, 2.300 orang dilaporkan terbunuh gara-gara obat haram tersebut.

Kesadisan para gembong narkoba itu kian menjadi sejak tiga tahun lalu. Yakni, saat orang yang paling dicari di Meksiko, Joaquin ''Shorty'' Guzman, diisukan turut ambil bagian dalam perdagangan narkoba di Teluk Meksiko bersama geng-geng lain.

Kamis (28/8), kembali ditemukan sebelas mayat tanpa kepala yang dibuang di kota kecil di Yukatan. Polisi menduga kuat pembunuhan sadis itu adalah perbuatan gembong pimpinan Guzman. Berita penemuan mayat itu kian heboh karena banyak media menyebut mayat-mayat tersebut dipotong tangannya ketika masih hidup. Meski warga biasa tidak terlibat dalam perang narkoba, kasus penculikan serta perampokan ternyata berbanding lurus dengan merajalelanya gembong-gembong narkoba di Meksiko.

Berita Internasional | - -