Sengketa Pulau Korsel-Jepang


Seoul - Korea Selatan sepertinya benar-benar tidak mau kehilangan pulau Dokdo yang jadi sengketa dengan Jepang. Pemerintah Korsel bahkan meningkatkan kendali atas pulau tersebut dengan menambah porsi patroli.

Untuk mempertahankan pulau itu, segala lapisan di Korsel juga turut mengambil peran. Presiden, politisi, aktor, hingga perusahaan ponsel, semua bertekad Pulau Dokdo milik Korsel. Mereka turut mengirimkan pesan ke Jepang untuk melepaskan pulau yang dalam bahasa Korea berarti Pulau Sunyi itu. Kalangan akademisi dan pejabat juga berusaha mencegah Jepang mengklaim pulau yang di Jepang disebut Takeshima alias pulau bambu itu.

''Kami punya misi mencegah siapa pun menyebut Dokdo bukan wilayah Korea,'' kata Kim Hyun-soo, pimpinan Institut Riset Dokdo. Untuk itu, lembaga ini mengklaim punya penjelasan dan bukti ilmiah bahwa Dokdo adalah milik Korsel.

Sejak diketahui bahwa Jepang memasukkan pulau itu ke dalam buku pelajaran sekolah sebagai milik Jepang, Korsel langsung tidak terima. Kedua negara sama-sama mengaku punya hak atas pulau tersebut.

Sejak klaim Jepang atas pulau itu muncul Juli lalu, Korsel langsung menanggapinya serius. Mereka langsung mendirikan lembaga riset, juga mengirimkan kapal untuk "melindungi" Dokdo. Selanjutnya, pemerintah berencana mendirikan lebih banyak bangunan untuk menyatakan bahwa wilayah itu benar-benar di milik mereka.

''Saat saya melihat Dokdo, saya merasa bangga telah mengabdi untuk negara ini,'' kata Kim Yang-soo, petugas kepolisian yang bertugas di pulau itu bersama 30 petugas lain. Kim juga mengaku geram terhadap sikap Jepang. ''Jangankan minta maaf, Jepang justru makin kurang ajar. Itu harus segera dihentikan,'' lanjut Kim.

Berita Internasional | - -