Gempa Guncang Sichuan


BEIJING
- Gempa kembali mengguncang Provinsi Sichuan, Tiongkok, Sabtu (30/8). Memang tidak sekuat gempa yang merenggut puluhan ribu jiwa warga daerah itu pada Mei lalu. Meski begitu, tim SAR langsung bersiaga.

Hingga tadi malam, sedikitnya 28 orang dilaporkan tewas, 350 orang luka, dan 3 orang hilang akibat gempa tersebut. "Sedikitnya, 100 ribu rumah juga hancur dan 600-an ribu lainnya rusak," lapor kantor berita AFP.

Menurut survei Badan Geologi AS, gempa yang mengguncang Kota Panzhihua itu berkekuatan 5,6 skala Richter. Namun, pemerintah setempat menyatakan, gempa tersebut berkekuatan 6,1 skala Richter. Pusat gempa berada di kedalaman 8 kilometer, sekitar 26 kilometer dari Panzhihua, dekat perbatasan Shicuan-Yunnan.

Tim SAR langsung menyiapkan tenda, makanan, dan air untuk korban. Kantor berita Xinhua melaporkan, sekitar 30 ribu orang dievakuasi dari Panzhihua menyusul terjadinya 300 guncangan di kawasan itu.

Hingga kemarin (31/8), 20 orang dinyatakan tewas di Desa Huili di pinggir Kota Panzhihua. Tiga korban tewas juga ditemukan di dalam kota dan lima lainnya di Provinsi Yunnan.

Guncangan juga menghancurkan 10 waduk di kawasan itu. Jalan, jaringan rel kereta api, dan sambungan listrik putus. "Sekitar 130 ribu rumah rusak atau hancur di Provinsi Yunnan. Di Panzhihua, 38 ribu rumah dan 656 sekolah hancur," lapor Xinhua.

Sementara itu, di India, tiga juta warga dinyatakan kehilangan tempat tinggal akibat banjir yang melanda wilayah utara negeri tersebut. Para korban menuding pemerintah mengabaikan kawasan mereka yang memang terpencil.

Menteri yang bertanggung jawab atas bencana alam, Nitish Mishra, mengatakan bahwa pihaknya masih berupaya menangani kawasan di lereng bukit tersebut. "Masalahnya, sebagian besar kawasan itu, juga lebih dari 1.000 desa di sana, terendam banjir. Kami butuh lebih banyak kapal boat," ujar Mishra kepada AFP.

Otoritas setempat mengatakan, 400 ribu orang yang terjebak banjir telah dievakuasi. Namun, 800 ribu lainnya masih mencari tempat berteduh di area yang disediakan pemerintah. "Hujan deras menghambat pemindahan 2,5 juta orang yang masih terjebak banjir," kata aparat setempat.

Berita Internasional | - -